Minggu, 24 Juni 2012

grading

A. Makna Grade Hasil Belajar

Pengertian tentang Grade dinyatakan oleh Johnson and Johnson, sebagai simbol yang mungkin berupa huruf, angka atau kata-kata yang menggambarkan pertimbangan nilai relatif pencapaian hasil belajar selama waktu tertentu (bisa 1 tahun, 1 semester, atau 1 kwartal, tergantung sistem yang berlaku di suatu lembaga sekolah).

Grade diberikan sebagai simbol yang mempresentasikan hasil belajar seorang siswa. Grade juga merupakan simbol yang merefleksikan komunikasi evaluasi sumatif yang diberikan guru sebagai media laporan kepada orang tua siswa, kepala sekolah dan para stakeholders yang berkepentingan.Grade mempunyai arti yang bervariasi sesuai dengan fungsi dan perannya terhadap para pelaku yang berkepentingan.

1. Bagi Siswa : Nilai menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu siswa perlu mengetahu sistem Grade dengan baik, agar mereka tetap termotivasi untuk belajar secara kontinu.

2. Bagi Guru : Grade mempunyai makna yang bervariasi, dengan melihat skor pencapaian hasil belajar, guru akan dapat menebak dan mengatakan “kamu tidak belajar ya dalam ulangan yang lalu”, sebaliknya guru akan tersenyum dan memuji siswa untuk terus belajar karena skor hasil belajar yang menunjukkan keberhasilan dalam ulangan.

Grade yang didasarkan atas tingkah laku dan penampilan yang terarah dalam test yang terorganisasi dengan baik, memiliki derajat yang lebih tinggi di banding dengan Grade yang hanya didasarkan atas tes kertas dan pena saja. Pada lingkup yang lebih luas, termasuk lingkup sekolah. Biasanya orang tua siswa akan merasa bangga atas prestasi yang dicapai oleh anaknya dan akan terus mendorong untuk menekuni sehingga menjadi yang lebih baik lagi.


B. Macam - Macam Sistem Grade
Secara garis besar, sistem Grade dalam evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Grade Tunggal
Adalah Grade dengan sistem yang sederhana dan paling banyak digunakan.

Kelebihan Grade Tunggal :
  1. Memberikan pesan yang ringkas tentang pencapaian hasil belajar
  2. Lebih mudah dipahami
  3. Memberikan hasil prediksi keberhasilan siswa dalam belajar
  4. Memberikan motivasi untuk belajar lebih baik

Kelemahan Grade Tunggal :
  1. Tidak memberikan gambaran hasil yang jelas
  2. Acuan penilaian yang masih terbatas
  3. Bisa menimbulkan keraguan pada siswa yang bersangkutan
  4. Bisa membuat tidak suka, karena adanya perbedaan antara usaha dengan hasil yang dicapai

Pada sistem Grade tunggal ini, para siswa menerima hasil belajar mungkin dalam bentuk angka, seperti 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 untuk rentang 1 sampai 10 atau rentang 10 – 100. Grade tunggal dapat digunakan acuan huruf yaitu A, B, C, D dan E Bila di buatkan tabelnya maka:

2. Grade Ganda (Multy Grade)
Adalah sistem penentuan hasil belajar yang banyak digunakan dalam konteks evaluasi pendidikan. Secara devinitif, multyGrade diartikan sebagai penentuan skor yang terdiri atas ketentuan nilai hasil belajar yang memiliki makna untuk sistem instruksional yang berbeda.

Misal : nilai hasil belajar untuk penilaian criteria produk, berbeda dengan nilai hasil belajar pada aspek proses. Kedua nilai tersebut juga berbeda maknanya dengan hasil belajar pada criteria progress.
Berikut adalah contoh format penilaian :
Penilaian Sikap
Jumlah Nilai yang diperoleh :
Catatan :
Setiap Aspek Penilaian diberikan nilai skor 10 – 100
Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari sikap yang diberikan. Semakin baik sikap dan perilakunya semakin tinggi perolehan skor
Hasil akhir Penilaian didapat dengan menggunakan rumus :
3. Grade Kategori
Sistem lain yang sering digunakan di sekolah menengah adalah sistem dua kategori, yaitu lulus dan tidak lulus, atau memuaskan dan tidak memuaskan atau juga lulus dan gagal.

Pada umumnya, Grade kategori digunakan untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi cakupan pengetahuan baru, dengan tetap dibimbing oleh guru pengampu. Cara ini akan lebih baik daripada belajar menggunakan model otodidak.

Bagi para guru yang menyelenggarakan evaluasi pembelajaran, biasanya akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
  1. Persiapan
  2. Penyusunan instrument
  3. Pelaksanaan Evaluasi
  4. Pengolahan hasil evaluasi
  5. Pemberitahuan hasil akhir

Pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan hasil pengukuran yang diperoleh orang – orang lain dalam kelompoknya, dinamakan Penilaian Acuan Norma (Norm – Refeereced Evaluation). Dan pendekatan penilaian yang menbanding hasil pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus” yang telah ditetapkan, dinamakan penilaian Acuan Patokan (Crit`erian – refenced Evaluation).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar