Rabu, 13 Juni 2012

adaptasi morfologi


A.    TUMBUHAN HIDROFIT
-          Pengertian
Tumbuhan hydrofita adalah tumbuhan yang tumbuh di habitat yang basah atau tumbuh di air, sebagian atau seluruhnya. Jenis tumbuhan yang hidup didalam atau di dekat air di sebut pula tumbuhan aquatic. Contohnya adalah Ceratophyllum demersum, Chara sp, Eichornia crassipes, hydrilla verticilata, Nymphaea capensis, Lemna minor, Pistia sp, Trapa sp, Wolffia sp dan sebagainya.
Berdasarkan hubungannya dengan lingkungan air dan udara, tumbuhan hidrofit dapat di bagi menjadi 3 kelompok tumbuhan aquatic, yairu :
a.       Tumbuhan hidrofita yang tumbuh di bawah permukaan air (submerged hydrophytes)
Merupakan tumbuhan yang berada dan hidup di bawah permukaan air, tampa berhubungan langsung dengan atmosfer. Contuh : Hydrilla sp, Myriophyllum sp, Potomegeton sp dan sebagainya.

                      b.      Tumbuhan hidrofita yang tumbuh terapung (floating hydrophytes).
Merupakan tumbuhan yang terapung dipermukaan air atau sedikit di bawah permukaan air dan tumbuhnya berhubungan langsung dengan air dan lingkungan atmosfer., dengan akar tumbuhan yang tidak terbenam atau mengakar di tanah. Contohnya yaitu Eichornia crassipes
  
c.       Tumbuhan hidrofita yang bersifat Amphibi ( amphibious hydrophytes).
Merupakan tumbuhan yang beradaptasi pada lingkungan aquatic  dan lingkungan terestis. Jenis – jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal atau perairan yang berlumpur. Jenis-jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal atau perairan yang berlumpur. Bagian tumbuhan yang terdapat di permukaan air (udara) kadang – kadang memperlihatkan sifat – sifat tumbuhan mesofit attau xerofit, sedangkan bagian yang terendam air atau tenggelam memprlihatkan cirri –ciri tumbuhan hidrofit sejati. Contohnya adalah Marseilla crenata. Tumbuhan amfibi yang batangnya terdapatdi permukaan tanah, tetapi akarnya tetap terbenam di dalam rawa atau tanah yang terendam di sebut sebagai “tumbuhan rawa”, misalnya Scirpus grossus.


Adapun beberapa faktor yang mendorong tanaman hidrofit mengalami adaptasi khusus terhadap habitatnya adalah kelebihan air dan medium kurang menunjang terhadap pertumbuhan tanaman. Tumbuhan hidrofit melakukan beberapa adaptasi khusus, yaitu:
  1. Reduksi jaringan pelindung (epidermis), epidermis beralih fungsi bukan sebagai pelindung tetapi berfungsi untuk penyerapan gas dan nutrient langsung karena dinding selulosa dan kutikulanya tipis. tidak punya stomata (tumbuhan hidrofit tenggelam), pertukaran gas langsung melalui dinding sel.
  2. Reduksi jaringan penguat (sklerenkim), Memiliki sedikit atau bahkan tidak mempunyai jar. Skerenkim. Air memberi kekuatan dan melindungi tumbuhan dari kerusakan.
  3. Reduksi jaringan pengangkut, xilem memperlihatkan pereduksian yang paling besar dan floem berkembang cukup baik.
  4. Reduksi jaringan penyerap. sistem akar kurang berkembang dan bulu akar serta tudung akar tidak ada.
  5. Terdapat pengembangan ruang-ruang udara yang spesial (aerenkim). Terdapat pada daun dan batang hidrofit, menyediakan atmosfir internal bagi tumbuhan, memberikan pelampung bagi tumbuhan untuk mengapung, menyimpan udara oksigen dan karbondioksida.
Ciri-ciri tumbuhan Hidrofit jika dilihat dari morfologinya adalah memiliki batang yang berongga, umumnya struktur batang lunak, akar tidak berkembang dan tidak memiliki tudung akardan terdapat stomata dalam jumlah yang sedikit. Ciri anatominya adalah memiliki lebih dari satu aerenkim, tidak memiliki kutikula dan adanya lakuna yang besar dan banyak. (http://nununghaerani.blogspot.com/2010/10/perbandingan-adaptasi-tumbuhan-mesofit.html)
-       Adaptasi tumbuhan Hidrofita
Lingkungan aquatic pada umumnya hamper seragam sehingga vegetasi hidrofita dalam melakukan adaptasi, modifikasi dan perubahan organ tubuh terhadap kondisi lingkungan juga tidak terlalu banyak. Kebanyaakan adaptasi tumbuhan hidrofita merupakan modifikasi secara morfologi, anatomi dan fisiologi dengan cirri – cirri sebagai berikut :
a.       Adaptasi morfologi
1.      Akar
Tumbuhan hidrofit memiliki akar yang berkembang kurang baik. Akar pada Tumbuhan hidrofit memiliki cirri – cirri sebagai berikut :
·         Bagian akar yang berhubungan langsung dengan air berperan sebagai permukaan yang berguna untuk menyerap air, unsure hara dan mineral.
·         Akar pada tumbuhan aquatic yang terapung miskin akan bulu akar.
·         Beberapa vegetasi hydrophyta berakar memperoleh makanan dari perairan melalui permukaan tubuhnya, tetapi sebagian besar tegantung pada akarnya yang berada dalam tanah untuk memperoleh unsure – unsure mineral.
·         Beberapa tumbuhan aquatic kadang – kadang tidak mempunyai akar karena hidup terapung atau melayang. Dalam air, seperti pada tumbuhan Azolla pinnata dan sebagainya.
·         Pada tumbuhan Jussiea sp berkembang dua macam aka. Akar yang tumbuh di permukaa air adalah akar normal tetapi jika tumbuh didalam air akarnya akan mempunya sifat “negatively geotrophic” dengan bagian akar yang mengandung jaringan spons.
·         Akar terapung membantu tumbuhan aquatic selalu pada posisi terapung.
2.      Batang
Pada umumnya batang tumbuhan aquatic bersifat lunak, berwarna hijau atau kuning. Pada keadaan tertentu batangnya akarnya akan bermodifikasi menjadi rhizome atau runner dan sebagainya.
3.      Daun
·         Tumbuhan aquatic umumnya berbulu, berdaun bulat, berwarna hijau pucat atau hijau gelap dengan permukaan daun bagian atasnya yang berhubungan bebas dengan atmosfer dan bagian bawahnyab bersentuhan atau terendam air.
·         Bersifat hydrofilli, tumbuhan aquatic mengembangkan 2 macam bentuk daun yang berbeda, daun yang terendam dan daun diatas permukaan air. Daun yang terendam air pada umumnya berbentuk pita yang lurus atau sedikit terpotong sedangkan daun yang terapung / diatas permukaan air berbentuk bulat atau seperti daun telinga.
·         Sifat heterofilli yang berkaitan dengan sifat fisiologi biasanya mempunyai karateristik :
-          Akan mengurangi jumlah proses trnspirasi
-          Daun yang lebar yang berada di atas permukaan air akan menaungi daun yang terendam yang telah beradaptasi terhadap intensitas cahaya yang rendah.
-          Tumbuhan aquatic kurang menunjukkan respon terhadap kekeringan karea kekurangan air dapat di kompensasi oleh daun yang terendam oleh air.
-          Tumbuhan aquatic hanya memiliki variasi dalam bentuk hidup dan habitatnya.
-          Tumbuhan aquatic yang berdaun lebar yang berada di atas permukaan air mempunyai peranan untuk transpirasi secara aktif dan mengatur tekanan hidrostastis di dalam tubuhnya.
·         Daun tumbuhan aquatic yang terapung bebas bentuk dan tesktur permukaannya lebih halus dan sering di lindungi oleh lapisan lilin yang berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh fisik dan zat kimia, serta untuk mencegah stomata tersumbat. Daun yang terendam biasanya bentuknya lebih kecil dan beradaptasi terhadap aliran air. Selain itu beberapa tumbuhan air mempunyai daun penumpu (ptiolus) yang membesar (membengkak) dan mengandung spon agar tumbuhan dapat mengapung. Pada tumbuhan amphibi, daun yang terdapat di permukaan air bersifrat mesofilik dan berdaun keras.
b.      Adaptasi anatomi
Pada tumbuhan hidrofit modifikasi anatomi berperan sebagai :
·         Pengurangan terhadap struktur pelindung, seperti tidak terdapatnya lapisan kutikula karena lapisan epidermis berfungsi untuk penyerapan air, mineral, gas secara langsung dari lingkungan perairan. Selain itu sel – sel epidermis mengandung klorophil untuk proses fotosintesis dan lapisan hypodermis biasanya kurang berkembang.
·         Peningkatan aerasi. Stomata tidak di jumpai pada daun yang terendam air. Pada tumbuhan terapung stomata berkembang dengan jumlah terbatas di permukaan daun bagian atas. Pada tumbuhan amfibi stomata tersebar di seluruh permukaan daun yang berhubungan langsung dengan atmosfer dengan jumlah yang lebih besar daripada tumbuhan terapung. Lubang udara atau “air chamber”  yang berisi gas CO2 dan O2 tersusun dari aerenkhima, sedangkan pada daun dan batang yang terendam jaringan aerenkhima berkembang dengan baik yang berperan untuk mengapung dan menunjang mekanik batang dan daun.
·         Pengurangan jaringan mekanik dan jaringan pengangkutan. Pada tumbuhan aquatic jaringan ini berkembang dalam korteks pada bagian tubuh yang berhubungan dengan atmosfer. Pada teratai (Nymphaea capensis), jaringan penunjang dinamakan “asterosklereid” yang dindingnya berlignin dan berfungsi penunjang.
·         Penyerapan air dan garam-garam biogenic pada bagian tumbuhan yang terendam dan dilakukan oleh jaringan pembuluh pada dasarnya tidak diperlukan, sebab bahan – bahan tersebut secara langsung dapat di peroleh. Oleh karena itu buluh kayu (xylem) maupun buluh tapis (floem) tidak berkembang dengan baik dan cenderung menjadi kumpulan jaringan yang tumbuh berkembang berkelompok kea rah pusat. Di bagian tengah jaringan buluh kayu yang berbentuk “lacuna” yang berperan sebagai “air chamber” . batang dan akarnya tidak mengalami pertumbuhan sekunder.

B.     TUMBUHAN XEROFIT
-       Pengertian
Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup dan tumbuh berkembang di daerah yang habitatnya kering “Xeric”. Habitat xeric merupakan habitat yang ketersediaan airnya terbatas atau kurang. Dalam kaitannya dengan ketersediaan air. Terdapat 3 tipe habitat xeric, yaitu:
1.      Habitat xeric yang secara fisik sifatnya kering. Terdapat pada wilayah yang kapasitas menahan air tanah cenderung rendah dan terdapat didaerah beriklim kerin, seperti gurun pasir, permukaan batuan atau lahan kritis.
2.      Habitat xeric yang secara fisiologis sifatnya kering. Terdapat pada daerah yang airnya banyak atau melimpa, tetapi air tersebut sulit di serap oleh tumbuhan karena salinitasnya terlalu tinggi, terlalu dingin atau terlalu masam.
3.      Habitat xeric yang bersifat fisik dan fisiologis keadaanya kering atau kekurangan air.
Xerofit adalah tumbuhan yang mempunyai karakteristik yang dapat hidup di gurun atau semi gurun. Walaupun demikian, tumbuhan jenis ini dapat tumbuh pada kondisi mesofilik yang ketersediaan airnya sedikit. Tumbuhan xerofit dapat beradaptasi pada keadaan atau kondisi kering, kelembababn rendah dan suhu tinggi. Jika tumbuhan ini hidup pada kondisi yang kurang sesuai maka tumbuhan tersebut akan mengembangkan suatu sifat atau karakteristik fisiologi dan struktur khusus denagn memodifikasi organ-organ tubuhnya yang berfungsi untuk :
a.       Mengabsorbsi air sebanyak mungkin dari lingkungannya.
b.      Menahan dari organ tubuhnya pada periode waktu yang lama.
c.       Mengurangi transpirasi seminimal mungkin.
d.      Mengatur dan mengontrol konsumsi air.
Berdasarkan ketahannya terhadap factor kekeringan, tumbuhan xerofit dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
a.       Tumbuhan xerofit yang menghindar terhadap kekeringan. Cirri-ciri pada umumya mwmpunyai siklus hidup yang pendek., selama periode yang kering tumbuhan akan berada pada fase buah dan biji berkecambah dengan siklus hidup yang pendek atau biji masak sebelum musim kering yang ekstrim (tumbuhan disebut “ephemeral”. Tumbuhan tersebut umumnya tumbuh di daerah “semi arid” suatu habitat yang mempunyai periode curah hujan yang relative singkat per tahun. Contohnya dalah tumbuhan Astragalus sp, Atremesia sp dan sebagainya.
  
          Astragalus sp                                    Atremesia sp
b.      Tumbuhan xerofit yang tahan mengalami kekeringan. Tumbuhan yang termasuk golongan ini biasanya mempunyai ukuran tubuh kecil, dengan kapasitas toleransi dan dapat tumbuh meskipun mengalami kekeringan yang tinggi.
c.       Tumbuhan xerofit yang tahan terhadap kekeringan. Pada umumny tumbuhan yang termasuk dalamk kelompok ini akan membentuk dan memodifikasi organ – organ tubuh yang adaptif terhadap kondisi kekeringan yang ekstrem, misalnya organ untuk menyimpan air.
Tumbuhan xerofita yang mempunyai organ penyimpanan organ penyimpanan air dapat di kelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a.       Tumbuhan xerofit “succulent”
Tumbuhan yang mempunyai organ tumbuh yang membesar (membengkak) dan berdaging secara aktif dapat menyimpan organ air dalam organ tersebut yang airnya akan digunakan pada musim yang kering dan ekstrim.
b.      Tumbuhan xerofit “ non succulent”
Merupakan tumbuhan xerofit sejati.
-       Adaptasi tumbuhan xerofit
Masyarakat tumbuhan yang hidup dan tumbuh di habitat yang kering pada umumnya akan mengembangkan atau memodifikasi organ tumbuhan (sebagian atau seluruhnya) sebagai reaksi dan perilaku adaptasi terhadap lingkungannya.modifikasi structural pada tumbuhan xerofit mempunyai 2 karakteristk/cirri yaitu :
a.       Karakter xeromorfik
Modifikasi structural bersifat genetic dan menurun dengan kemampuan tumbuhan tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungannya. Tumbuhan tersebut hidup dan tumbuh di habitat gurun pasir
b.      Karakter xeroplastik
Modifikasi structural yang di sebabkan oleh kekeringan dan selalu berasosiasi dengan kondisi kering, kekurangan air dengan kelengasan yang tinggi. Karakter ini tidak menurun dan hilang juka factor lingkungan memungkinkannya. Adaptasi xerofitik yang penting antara lain :

a)      Adaptasi morfologi
1.      Akar
Adaptasi akar tumbuhan xeromorfik pada umunya mempunyai modifikasi system perakaran yang berkembang  dengan baik, tumbuh memanjang agar dapat mencapai lapisan tanah yang mengandung air yang banyak.
2.      Batang
Beberapa karakteristik adaptasi batang antara lain:
1)      Batang beberapa tumbuhan xeromorfik bertekstur keras dan mempunyai jenis kayu yang baik, pada batang di atas tanah maupun batang di bawah tanah.
2)      Lapisan luar/ epidermis batang pada umunya diselaputi lapisan lilin yang tebal(misalnya equisetum sp) atu bulu-bulu yang rapat (misalnya Calotropis gigantea),
3)      Pada beberapa jenis tumbuhan xeromorfik batangnya dapat mengalami modifikasi berupa duri, misalnya tumbuhan Doranta sp, Ulex sp, dan sebagainya atau batangnya menjadi pipih, seperti daun yang duduk dengan daun mendatar atau tegak bewarna hijau dan berdaging. Modifikasi daun bentuk ini dinamakan filokladium (phyllocladium) misalnya Opuntia sp (kaktus) dan Muchlenbeckia sp (kokoloba)
4)      Pada tumbuhan succulent batang utama sering menjadi umbi (bulbus) dan berdaging. Selain itu daunnya tumbuh langsung dari ujung akarnya, misalnya tumbuhan Kleinia articulate.
3.      Daun
Beberapa karakteristik adaptasi daun antara lain:
1)      Beberapa tumbuhan xerofit daunnya sering gugur dengan cepat (caducous) untuk mengurangi transpirasi dan evaporasi, atau kadang-kadang daunnya (sebagian besar tereduksi menjadi seperti sisik misalnya pada Aparagus sp, atau cemara (Casuarina equisetifolia)) atau daun seperti jarum misanya pada pohon Pinus merkusii,
2)      Pada tumbuhan Xerofit yang daunnya berdaging (succulent) berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan air, lendir atau getah, daunnya akar tereduksi dan mengalami modifikasi menjadi tempat penyimpanan bahan-bahan tersebut. Misalnya pada tumbuhan Aloe spinossissima, Sedum acre, atau Kleinia ficides.
3)      Pada umumnya tumbuhan xerofit daunnya mereduksi, berkutikula tebal dilapisi lilin yang mengandung silica dan bentuknya kecil seperti jarum dan berduri misalnya terdapat pada daun pohon kaktus (Opuntia sp) atau Euphorbia splendens.
4)      Di daerah berangin kencang seperti di tepi pantai atau di pegunungan, sering terdapat tumbuhan xerofit batang dan daunnya berbulu dan berstomata yang terbenam (cryptophore) yang terdapat di permukaan bagian bawah daun. Tumbuhannya dinamakn “trichophyllous plants”
4.      Bunga, buah dan biji
Pada dasarnya bunga selalu tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan yang paling mengntungkan. Buah dan biji terlindung oleh kulit yang cukup keras dan kadang-kadang mempunyai lapisan tebal.
b)      Adaptasi anatomi
Pada tumbuhan xerofit, adaptasi anatomis untuk mengefisienkan penggunaaan dan pemanfaatan air. Cirri-ciri adaptasi anatomi tersebut yaitu:
1.      Pada beberapa organ tubuhnya terdapat proses deposisi lilin, proses lignifikasi dan kutinisasi pada permukaan epidermis atau hypodermis.
2.      Sel-sel epidermis kecil tetapi kompak dangan rambut dan stomata yang terlindung dinamakan stomata kriptofor dan jumlahnya cenderung lebuh sedikit. Sel-sel epidermis berlapis lilinn, tannin , resin, selulosa, dan sebagainya berfungsi sebagai pelindung atau penyerap panas dan intensitas cahaya matahari.
3.      Rambut epidermis bentuk bermacam-macam, sederhana atau kompleks uniseluler atau multiseluler berguna untuk melindungi stomata dan mencegah kehilangan air.
4.      Struktur stomata kriptofor terdapat dalam cekungan di bawah atau di atas permukaan daun,
5.      Hypodermis tumbuhan xerofit letaknya langsung di bawah epidetmisnya. Terdiri dari satu atau beberapa lapis kompak dengan sel berdinding tebal. Hypodermis berasal dari epidermis, korteks batang atau mesofil daun. Sel-sel tersebut mengandung tannin atau mucilage (lendir),
6.      Jaringan dasar (ground tissue) pada batang sebagian besar tersususn dari sel atau jaringan sklerenkhim. Jika daun tumbuhan xerofit kecil dan cepat gugur maka fotosintesis jaringan klorenkima paling luar langsung dihubungkan oleh stomata dengan atmosfer. Pertukaran gas secara teratur berlangsung di batang. Pada batang dan daun tumbuhan succulent jaringan dasarnya mengandung jaringan parenkim berdinding tipis yang berisi atau menyimpan air, lendir, atau lateks sehingga batangnya membengkak atau berdaging.
7.      Pada daun xerofit sel-sel mesofil bentyknya kompak. Sel-sel biasanya kecil, berbentuk spheris, kuboid, atau melingkar dengan ruang antar sel sempit. Beberapa jaringan mesofil dikelilingi oleh lapisan hypodermis yang tebal dan sklerenkhim, kecuali pada bagian bawah daun. Lapisan ini untuk menepis cahaya matahari jika intenstas cahay terlalu besar. Pada daun sklerenkhim dan parenkim berkembang dengan baik dan ekstensif, dan tumbuhannya dinamakan tumbuhan sklerofilous dengan daun berjaringan parenkim yang berdaging dan berguna menyimpan air.
8.      Jaringan pengangkut atau conducting tissue yaitu jaringan buluh kayu (xilem) atau buluh tapis (floem) pada tumbuhan xerofit umumnya berkembang dengan baik.
c)      Adaptasi fisiologi
Pada mulanya diperkirakan bahwa Adaptasi structural pada tumbuhan xerofit hanya berguna untuk pengurangan transpirasi. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecuali tumbuhan succulent, tumbuhan xerofit sejati menunjukkan adanya laju transpirasi yang tinggi. Keadaan yang serupa ternyata laju transpirasi/ unit area tumbuhan  tumbuhan xerofit, laju transpirasi lebih besar daripada tumbuhan mesofit, hal yang sama untuk jumlah stomata/ unit area. Hal yang terkait dengan beberapa sifat tumbuhan xerofit yaitu:
1.      Modifikasi structural tumbuhan xerofit di atur fisiologi. Missal tumbuhan succulent sel parenkim mengandung polisakarida, pentose, dan sejumlah senyawa bersifat asam sebagai penahan panas. Konversi polisakarida menjadi pentose menyebabkan terjadinya akumulasi air yang cukup banyak di dalam sel-sel parenkim sebagai air cadangan.
2.      Tumbuhan succulent stomata terbuka di malam hari dan tertutup pada siang hari. Malam hari respirasi berlangsung cenderung menghasilkan senyawa bersifat asam dan jika konsentrasi osmotiknya meningkat menyebabkan aliran perpindahan massa air ke sel penjaga (guard cell) di stomata sehingga membengkak dan stomata terbuka. Sebaliknya siang hari senywa bersifat asam akan terurai menghasilkan CO2 untuk fotosintesis, akibatnya tekanan/ konsentrasi osmotic akan menurun, air keluar dari sel penjaga dan stomata akan tertutup.
3.      Di dalam sel atau jaringan tumbuhan xerofit, komposisi kimia dari sitoplasma sel secara aktif dikonversikan menjadi senyawa ke dinding sel. Misal senyawa polisakarida akan dikonversikan menjadi selulosa, zat pectin, suberin disisipkan dalam dinding sel, berbagai enzim seperti katalase atau peroksidase terdapat di tumbuhan xerofit adanya senyawa aktif terhadap zat pati. Selain itu tumbuhan xerofit adanya senyawa kimia yang mampu menyebabkan sitoplasma sel menjadi kental dan mampu bertahan terhadap kekeringan dan suhu yang tinggi.
4.      Adanya lapisan kutikula tebal dan permukaan licin, sel epidermis kompak dan stomata kriptofor dilindungi oleh rambut (sel trikoma)menyebabkan organ tubuh mampu mengatur transpirasi dan evaporasi pad daun maupun batangnya.
5.      Sitoplasma bertekanan osmotic yang tinggi membantu mencegah tumbuhan layu, serta efektif dalam membantu penyerapan air melalui akar.


1 komentar: